Sabtu, 19 November 2016

Kastil Es & Air Mancur yang Berdansa | #BookReview



"Vinter, seperti udara di musim dingin, kau begitu gelap, muram dan sedih. Namun pada saat bersamaan, penuh cinta berwarna putih. Bagaikan salju di Honfleur yang berdansa ditembus angin.

Florence, layaknya cuaca pada musim semi, kau begitu terang, cerah dan bahagia. Namun, pada waktu bersamaan, penuh air mata tak terhingga. Bagaikan bebungaan di Paris yang terlambat berseri."

***

     Suatu hari, aku sedang pergi ke salah satu mall di Tangerang. Di sana ada sale buku dengan harga yang murah. Tentu saja aku nggak mau kelewatan. Lalu aku menemukan buku ini. Judulnya menarik dan covernya lucu. Aku membaca bagian belakang buku tersebut. Dari deskripsi tentang Vinter, dan Florence, awalnya aku kira kalau Vinter adalah orang yang dingin, orang yang tidak mau diganggu oleh siapapun, dengan sifat yang keras dan susah ditebak. Lalu Florence yang dari deskripsinya adalah orang ceria yang mungkin bisa melelehkan salju dingin di hati Vinter. Di situ juga tertulis kata 'salju', 'dingin' dan 'Paris', Ketiga kata itu adalah kata-kata yang akan menarik perhatianku pada buku. Akupun memutuskan untuk membelinya.

   Namun ternyata setelah aku membacanya, ternyata berbeda dari yang aku bayangin. Vinter Vernalae, seorang penyendiri namun tetap hangat. Dia kesepian karena tidak memiliki keluarga. Lalu secara tidak disengaja, dia bertemu Florence L'etoile di kereta menuju Honfleur. Florence saat itu sedang kabur dari orang tuanya karena dia tidak mau mengikuti kencan buta yang direncanakan oleh orang tuanya. Vinter yang saat itu membawa tas wanita dalam kantongnya, memberikan tas itu untuk Florence karena Florence membutuhkan tas untuk menaruh barang-barangnya. Vinter sebenarnya juga butuh bantuan karena dia harus mencari kelompok Seni untuk tampil malam itu juga. Florence yang seorang seniman akhirnya memutuskan untuk membantunya dan mereka pun pergi ke Honfleur bersama-sama. 

Menurutku, alur cerita dari novel ini cukup sederhana, namun menarik. Buku ini juga banyak berisi tentang lagu-lagu klasik (Which i really like!) jadi bisa untuk referensi lagu-lagu klasik untuk didengarkan, memberikan informasi tentang pelukis-pelukis, puisi, juga menggambarkan tentang kota Honfleur dan Paris yang membuatku bisa merasakan bagaimana tinggal di sana. 

Prisca Primasari menulis novel ini dengan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Sambil membaca, aku nggak mikir kalau buku ini ditulis oleh orang Indonesia. Aku bahkan mikir kalau ini adalah novel terjemahan, karena bagaimana Prisca Primasari bisa tahu tentang ada apa di Honfleur dan Paris dengan cukup detail? Menurutku itu sangat keren!

Tapi, yang paling aku suka adalah sifat dari Vinter Vernalae. Vinter memiliki masa lalu yang cukup kelam. Orang tuanya meninggal dan Vinter tinggal dengan kedua adik kembarnya. Karena suatu hal, adik kembarnya meninggal. Vinter pun sendirian dan dia merasa bersalah karena kematian adiknya. Dia pun melampiaskan rasa sakitnya dengan menyakiti dirinya sendiri. Namun itu tergantikan dengan hobi barunya yaitu pahat es. 

Vinter penyendiri, namun Ia hangat. Dia sangat ramah, baik dan tenang. Agak sulit untuk mendeskripsikan Vinter dalam tulisan sebenarnya, tapi kalau kalian baca, pasti kalian mengerti mengapa aku sangat menyukai Vinter. Dan satu hal yang paling aku suka dari Vinter adalah:

     Saat aku membicarakan dirimu, dia tidak bertanya "Apakah dia cantik? Bagaimana wajahnya? Bagaimana perangainya?"
      Tetapi yang dia tanyakan adalah, "Apa yang disukainya? Apa yang membuatnya bahagia? Aku sangat berharap aku bisa memberikan sesuatu untuknya...."

Vinter bahkan tidak bertanya bagaimana apakah wanita itu cantik, justru dia bertanya apa yang membuat wanita itu bahagia. Bukankah itu sangat manis? Tidak ada laki-laki di bumi seperti Vinter.


Akhir kata, buku ini adalah buku kesukaanku, buku favoritku, buku yang paling aku suka. Aku sudah membacanya berkali-kali dan aku sama sekali tidak bosan. Prisca Primasari sudah berhasil membuat sebuah karya yang luar biasa. Terima kasih sudah menciptakan Vinter Renoir Vernalae.




Judul: Kastil Es & Air Mancur yang Berdansa

Penulis: Prisca Primasari

Tahun terbit: 2012

Penerbit: gagasmedia

Jumlah halaman: 291






    "Sisi dirinya yang lain mengatakan bahwa esensi waktu tidaklah sesederhana itu. Sedetik dapat terasa seperti selamanya, dan selamanya bisa menjadi sedetik atau bahkan tidak ada sama sekali."

    "Hal yang tidak nyata tetap akan lebih menyedihkan daripada hal yang nyata, seindah apa pun itu. Karena ketidaknyataan itu hanya hidup di angan-angan, dalam dimensi dan ruang yang sama sekali berbeda."

   ""Kau tahu apa yang dikatakan Vinter ketika aku bertanya, bagaimana perasaannya saat kau pergi meninggalkannya?" tanya Annelies.
   "Apa...?" Tanya Florence pelan.
   Annelies kembali tersenyum, lebih berbinar dari sebelumnya.
   "Katanya, 'seperti kehilangan separuh tubuhku.""

  "Kau takkan pernah bisa bahagia sebelum memaafkan, memberi kesempatan, dan menyayangi dirimu sendiri." -- Zima

   "Aku selalu berpendapat bahwa orang yang benar-benar baik adalah orang yang mengakui bahwa dia tidak sebaik itu." -- Didier Leroy


Disclaimer: This is not a sponsored post. The review is based on my honest opinion.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar