Sabtu, 11 Februari 2017

Critical Eleven | #BookReview





Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat--tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing--karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most vulnerable to any danger.

In a way, it's kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah--delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.

Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.



Saat ke toko buku, aku udah sering banget liat buku ini mampang di rak-rak, tapi aku belum tertarik beli, tapi aku udah penasaran sebenarnya. Lalu suatu hari aku pengen beli sebuah buku, sayangnya belum ada, dan justru akhirnya aku tertarik beli buku ini.

First of all, let's talk about the cover. It is awesome. Like, literally so cool. Covernya itu unik menurutku. Simple tapi keren gitu, apalagi bahan covernya yang beda dari cover umumnya, lebih keras. Aku suka banget cover buku ini.

Buku Critical Eleven ditulis oleh Ika Natassa, penulis dari buku-buku bestseller seperti 'A Very Yuppy Wedding', 'Divortiare', 'Twivorttare' dan 'Antologi Rasa'. 

Critical Eleven menceritakan tentang Anya dan Ale yang tak sengaja duduk bersebelahan saat dalam penerbangan dari Jakarta menuju Sydney. Selama 7 jam perjalanan tersebut, Anya dan Ale saling berbicara, saling bertukar cerita, kisah, dan tawa. Dan Ale nggak mau berpisah dengan Anya begitu saja, jadi Ale pun meminta nomor telpon Anya.

Beberapa waktu berlalu, Ale menikahi Anya. Rumah tangga jarak jauh antara Ale yang bekerja di Meksiko dengan Anya yang di Jakarta--yang terkadang juga sering ke luar kota bahkan negeri--nggak menghalangi rumah tangga mereka. Pertemuan mereka yang singkat menjadi berarti setiap detiknya.

Hingga hubungan mereka pun diberi cobaan, dan diperparah oleh Ale yang melakukan kesalahan yang sulit termaafkan, hingga hubungan rumah tangga mereka jadi seperti orang yang tak saling kenal namun tinggal dalam satu atap. Dekat tapi jauh. Ada tapi dihindari. Anya yang ingin sendiri untuk memikirkan hubungan mereka, dan Ale yang hanya bisa menunggu dan bersabar.

Buku Critical Eleven ditulis secara bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, yang tentu aja tambah seru karena aku nggak perlu penasaran, "Apa sih yang Anya rasain?" atau "Apa sih yang Ale rasain?". Juga ditulis dengan alur maju-mundur bikin cerita jadi tambah menarik, karena di tengah-tengah bagian yang kurang enak, kadang disisipkan cerita masa lalu yang bisa bikin senyum-senyum.

Gaya penulisan Kak Ika Natassa juga enak banget! Terus mengalir, nggak canggung dan mudah dimengerti. Karena ditulis dari sudut pandang yang berbeda, setiap sudut pandang Ale ataupun Anya ditulis dengan gaya yang "Ale" dan "Anya" banget. Bikin aku yang baca jadi ngerti apa yang Anya ataupun Ale rasain.

Juga, buku ini ditulis dengan campuran bahasa Inggris, yang menurutku jadi nilai plus karena bisa buat aku belajar bahasa Inggris lebih lagi sebelum baca novel yang full Inggris ha ha ha.

Tapi yang aku sayangin cuma endingnya, yang sebenarnya bagus, cuman kurang greget gitu. Gimana ya, cuma kayak, udah selesai, gitu aja, kurang ada something gitu yang bisa bikin endingnya lebih kerasa.

Critical Eleven sukses bikin aku penasaran disetiap babnya, bikin aku penasaran bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah yang menurutku itu sulit untuk diselesaikan. Mengajarkan untuk belajar memaafkan, ikhlas dan mau untuk terus maju.

Juga, bagi kalian pecinta kopi, harus baca buku ini! Seperti kata Jenny Yusuf, seorang penulis dan scriptwriter, dalam komentarnya tentang buku ini, "Satu lagi: novel ini harus dibaca sambil minum kopi. You'll know why!" 

Buku ini nggak hanya berisi tentang cinta, tapi juga keluarga, saudara, memaafkan, berusaha, dan ikhlas. Ika Natassa sukses menuangkan cerita yang begitu bagus, dengan gaya penulisan yang mudah dipahami namun sukses mengambil hati dan perasaan pembaca. 



Judul: Critical Eleven

Penulis: Ika Natassa

Tahun Terbit: 2015

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Halaman: 339 halaman



"Travel is a remarkable thing, right? It somehow brings you to a whole other dimension more than just the physical destination."

"Expectation is a cruel bastard, isn't it? It takes away the joy of the present by making us wondering about what will happen next."

"Kalau kita sudah memilih yang terbaik, seperti Ayah memilih Ibu dan kamu memilih istri kamu, seperti kita memilih biji kopi yang terbaik, bukan salah mereka kalau rasanya kurang enak. Salah kita yang belum bisa melakukan yang terbaik sehingga mereka juga menunjukkan yang terbaik buat kita." -- Ayah / Bapak Jenderal

"Karena beginilah dari dulu gue mencintai Anya. Tanpa rencana, tanpa jeda, tanpa terbata-bata." -- Aldebaran Risjad

"In marriage, when we win, we win big. But when we lost, we lost more than everything. We lost ourselves, and there's nothing sadder than that."




P.S. Look how cute the bookmark is!



P.S.S. Critical Eleven sudah selesai proses syuting film layar lebar, loh! Pemeran utamanya adalah Reza Rahadian sebagai Aldebaran Risjad dan Adinia Wirasati sebagai Tanya Baskoro. Filmya akan ada di bioskop pada bulan Mei 2017!!! I'm so excited!!!


Disclaimer: This is not a sponsored post. The review is based on my honest opinion.