Kamis, 19 Januari 2017

Serendipity | #BookReview



Dulunya, Arkan dan Rani adalah sepasang kekasih. Tiba-tiba, di sebuah taman kota, Arkan mengikrarkan bahwa mereka harus berpisah.

Dua bulan telah berlalu. Sekarang, meskipun mereka satu kelas, Arkan tidak pernah lagi menyapanya. Kadang, memang selucu itu; mereka yang dulu bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengobrol tentang apa pun, kini bahkan tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan 'hai' atau 'selamat pagi'.

Rani tahu Arkan membencinya. Rani tahu ini kesalahannya. Tapi Arkan seharusnya mendukungnya. Dia sedang berusaha bertahan hidup.

Dengan segala kemampuannya, dengan segala perisai dan kekuatannya, Rani berusaha bertahan dan berdiri tegak.


Buku "Serendipity" adalah buku kedua dari Erisca Febriani, penulis novel Dear Nathan. Awalnya ceritanya ini juga berawal dari Wattpad. Aku awalnya nggak tau kalau ini udah pernah dipublish di wattpad. Aku tau dari instagram Ka Erisca saat dia bilang kalau dia akan menerbitkan buku baru. Aku tertarik beli buku ini karena aku udah baca Dear Nathan dan itu nggak mengecewakan. Itulah sebabnya aku tertarik dengan buku kedua ka Eriska karena aku yakin kalau buku ini juga nggak akan mengecewakan.

Now, let's talk about the cover. Bagus. B-A-N-G-E-T. I really love the blue color, with hands holding each other, and the snow, ugh cover buku ini bagus banget. 

Pengertian dari Serendipity adalah kebetulan atau kejutan yang menyenangkan yang terjadi dalam hidup kita. (from Google)

Novel ini bercerita tentang kisah Arkan yang tidak sengaja melihat Rani, kekasihnya, berada di sebuah hotel bersama dengan seorang pria tua. Yang membuat Arkan tidak percaya apa yang dilihatnya adalah Rani mengenakan pakaian seksi. Apalagi posisinya Rani sedang bersama pria tua, di hotel.

Tentu Arkan berfikiran yang tidak-tidak tentang Rani. Tanpa mau mendengarkan apa alasan Rani, Arkan pun memutuskan hubungan mereka berdua. Semenjak itu, berita mengenai Rani dan gossip bahwa Rani adalah gadis tidak benar pun tersebar di sekolahnya. Rani dibully dan dijauhi oleh teman-teman sekolahnya, bahkan sahabat terdekatnya. 

Suatu hari hadir seorang murid baru bernama Gibran. Gibran dan Rani pun menjadi dekat karena mereka duduk bersama di kelas. Gibran menjadi satu-satunya teman Rani saat Rani berada dalam kesusahan. Hingga akhirnya terbongkarlah alasan sebenarnya mengapa Rani berbuat demikian. 

Kisah yang sebenarnya umum terjadi di sekolah: Bullying. Topik ini sebenarnya banyak terjadi namun tidak banyak orang yang menganggap hal ini serius. Melalui buku ini, kita diajarkan belajar untuk tidak menilai sesuatu berdasarkan rumor dari mulut ke mulut. Bahwa setiap orang memiliki alasan dibalik perbuatan mereka.

Novel ini juga dibumbui cinta segitiga antara Rani, Arkan dan Gibran. Rani yang masih mencintai Arkan, Arkan yang masih mencintai Rani namun merasa tersakiti dengan perbuatan Rani, dan Gibran yang mencintai Rani dan selalu berusaha melindungi Rani.

Juga buku ini menjelaskan apa pentingnya teman dalam hidup kita. Betapa kita membutuhkan teman agar kita bisa kuat saat kita berada di titik terendah dalam hidup. 

Sama seperti buku sebelumnya, Ka Erisca juga menuliskan novel ini dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, yaitu dengan gabungan bahasa baku dan bahasa gaul. Namun ada beberapa hal yang sebenarnya janggal menurutku dalam cerita ini. Namun over all, novel ini cukup bagus dan menginspirasi!

Ka Erisca berhasil lagi membuat kita rindu masa SMA, mengajarkan pada kita bahwa setiap orang memiliki alasan di balik perbuatan mereka, dan sahabat adalah hal yang terpenting yang dibutuhkan setiap orang.


Judul: Serendipity

Penulis: Erisca Febriani

Tahun terbit: 2016

Penerbit: Penerbit Inari

Halaman: 420 halaman


"Barang bisa dicari Ran, bisa dibeli lagi. Tapi, cewek kayak lo, cuma satu. Kalau rusak nggak bakal ada gantinya." Gibran.

"Gadis itu adalah bunga tapi dia juga adalah hujan. Terkadang dia adalah siang yang cantik, tapi juga adalah malam yang menyimpan kesedihan."

"Seperti dandelion. Coba lihat di cermin, kamu adalah kamu. Di dunia yang berisi delapan miliar manusia ini, tidak ada yang seperti kamu. Manusia saling berkompetisi. Kamu tidak boleh kalah dan menyerah, ya? Seperti Dandelion."


Tambahan: Sekarang kalian bisa baca kisah Rani di Webtoon Challenge, loh! Akan terbit setiap tanggal 4, 14 dan 24.


Disclaimer: This is not a sponsored post. The review is based on my honest opinion.


P.S. If you have read this book, tell me, are you #TeamArkan or #TeamGibran? 
Me? BINGUNG.

Jumat, 13 Januari 2017

2016, thank you.

Every year is a blessing. Even with all the ups and downs, i'm still thankful for every memory that i could make. 2016 had been being good to me and i want to share my favorite moments in 2016. 

Ini saat visit campus ke Universitas Multimedia Nusantara. Dan di sini juga pertama kali aku sadar kalau apa yang aku inginkan nanti di masa depan adalah menjadi seorang jurnalis. Sejak itu aku fokus untuk ingin kuliah jurusan Ilmu Komunikasi. Thanks, UMN!
   
Aku lagi visit campus ke Universitas Pelita Harapan. I was so exited to visit the Laboratories For Department of Communication. I was like "yes, this is my place. This is my home. This is where i belong to."

Pidi Baiq is one of my favorite writer! And look, he replied to my tweet:3 Thank you, Ayah (or Dilan) he he he.

Look! He replied to my tweet again!


My squad, my team. Team dance sekolahku ikut lomba dance di DBL 2016. Meskipun kita nggak menang, but it was fun! But the most important is we could get closer to each other from that moment, from every practice that we do, from every sweat and tired that we felt. We share happiness together and that's all i need.

This is when our basketball team finally made it to TOP 4. Look how happy our faces are! 

This was on my 17th birthday. My brother suddenly came with a box of doughnut, with candles on it. From that moment, i know he can be the type of romantic guy too.

Our dance team join a competition at Batalyon Infanteri Yonif 203/AK. It was super AWESOME! Look how cool we were with that army costume and guns. We practiced so hard for this competition. I remember my body felt so stiff and tired. But i accept because it is part of my hobby and just enjoy it.

One of the judges was Bisma Karisma from Smash. What i really remember till now is when we were competing for best 10, he said to our team, "So far, saya paling suka tim kalian."

Geri Krisdianto or known as "Ka Gege" was also one of the judges. He is such a cool person, with such amazing dance skill. He is also so kind.

Fun fact: I was such a big fan of SMASH at 6 grade and my bias was Bisma. 5 years later, i could meet him, even took pictures with him.

With all the competitors. But look, we all looked so happy! I'm so happy i could join this amazing competition. I could meet new friends, meet super amazing judges and had new experience. Even though my team didn't win but there was no regret for me! I dance for have fun and that's what i did there. 

I posted the picture above on my instagram and look...BISMA KARISMA LIKED MY PICTURE!!!

LOOK! KA GEGE EVEN COMMENTED ON MY PICTURE! He is so kind, isn't he?

Before the competition started, Ka Bisma and Ka Gege were showing off their skills and they invited us who wanted to join them. Of course i won't let that moment . I walked to the front and join them, with a few people too. I was dancing with Bisma. He even said to me "Ikutin ya." And i followed his moves. And look, HE POSTED IT ON HIS INSTAGRAM.
Remember when i said i was such a big fan of him? Look 5 years later, i even could dance with him
Moral value: Keep believing in your dreams.

I have been being the committee for De Vision, a school event at my school. 2016 was the last moment for me being the committee as a senior. So many things happened before, during and after De Vision. We all worked so hard for this event. All the sweat, tears, happiness, and all emotions during this event are so important for me. This event made me learn to be more mature. I'm so thankful i could be trusted for three years row.

This is Renata Raissa. My partner as dance committee for 2 years row. I really enjoyed my moment working with her. And 2017 i won't be her partner anymore but i hope she will do better than me!

This is me, Renata and Eka Gustiwana. Eka was our guest star at our school event. So lucky i got the backstage pass lol.
                                           
If there is Eka, there must be Nadia Rafika! 

These are my new friends. We were gathered for one mission. I'm so happy i could know and meet each of you. Even though we could only spend 2 days together, but those 2 days were really, really fun! See you all soon! Miss you guys.

My everything. We were celebrating Christmas at Ajes' house. After a long time not gather together, finally we met up again on Christmas day!


Now we're in 2017. I wish the best for me, and my mission this year is to be part of Universitas Indonesia or Universitas Sebelas Maret. That's my biggest goal. I have to study so hard this year.

I wish 2017 will be a great year for all of you. Let's do better than 2016! Fighting!!!

Dear Nathan | #BookReview


Berawal dari keterlambatan mengikuti upacara pertama di sekolah baru, Salma Alvira bertemu dengan seorang cowok yang membantunya menyelusup lewat gerbang samping. Selidik punya selidik, cowok itu ternyata bernama Nathan; murid nakal yang sering jadi bahan gosip anak satu sekolah.

Beberapa rangkaian kejadian pun terjadi, yang justru mengantarkan Salma untuk menjadi kian lebih dekat dengan Nathan. Dua kepribadian yang saling bertolak belakang, seperti langit dan bumi, yang tidak bisa bersatu tapi saling melengkapi.

Novel ini mengisahkan tentang masa indah putih abu-abu, persahabatan, pelajaran kehidupan dan pentingnya untuk selalu menghargai perasaan.


Sebagai pengguna aplikasi Wattpad, tentu aku tau buku "Dear Nathan" yang sangat booming di Wattpad. Awalnya aku nggak tertarik tapi karena rekomendasi dari temenku, akhirnya aku baca. DAN AKU JATUH CINTA SAMA CERITANYA.

Lalu, ceritanya lama nggak diupdate. Sekalinya diupdate, muncul pemberitahuan kalau buku ini akan dibukukan. SEJAK ITU AKU BERTEKAT HARUS NABUNG DAN BELI KARENA BUKU INI.

"Dear Nathan" bercerita tentang Salma, seorang anak baru yang terlambat mengikuti upacara pertama di sekolah barunya. Saat itu dia bertemu Nathan yang membantunya untuk masuk sekolah lewat gerbang samping. 

Nathan adalah seorang anak nakal, malas belajar, suka bolos sekolah dan pembuat onar. Sedangkan Salma adalah anak baru di sekolah, pintar, polos dan tidak suka membuat masalah. Dua orang yang sangat berbeda, bagaikan langit dan bumi, atau seperti setan dan malaikat (HAHAHA).

Nathan yang selalu mencari masalah dan Salma dan selalu berusaha menghindari masalah, justru dipertemukan dalam pertemuan-pertemuan yang tidak disengaja. Nathan pun jatuh cinta dan berusaha melakukan pendekatan dengan Salma. Nathan mendekati Salma dengan caranya sendiri, dengan sifatnya yang apa adanya, dengan melakukan hal-hal yang bisa membuat setiap gadis iri karena Salma mendapat perlakuan dari Nathan.

Namun dibalik Nathan yang nakal itu, tersimpan sebuah kisah yang memilukan, tersimpan diri Nathan yang lain, diri Nathan yang nggak pernah Nathan tunjukkin ke orang lain, selain Salma. Tidak ada hubungan yang selalu baik-baik saja, begitu juga hubungan Nathan dan Salma. Hubungan mereka harus bertahan melawan masa lalu dan rasa tidak percaya.

Juga, nggak hanya kisah Nathan dan Salma yang menarik. Kak Erisca Febriani juga menuliskan kejadian-kejadian lucu dan seru di masa SMA, yang bikin pembaca yang sudah lulus SMA jadi rindu masa sekolah, yang bikin anak-anak SMA jadi kangen sama temen-temen sekolah.

Gaya penulisan Kak Erisca juga mudah dipahami karena tidak terlalu berat. Dengan gabungan bahasa baku dan bahaya gaul remaja bikin buku ini terasa hidup dan nggak membosankan.

Yang paling aku suka dari buku ini adalah sifat dari Nathan itu sendiri. Dia memang anak nakal, tapi dia memiliki pemikirannya sendiri yang bikin aku sadar bahwa perbedaan bukanlah hal buruk. Nathan memang anak nakal, tapi dia menghargai wanita. Nathan memang nakal dan bodoh dalam pelajaran, tapi dia memiliki pemikirannya sendiri tentang kehidupan. 

Buku ini juga mengajarkan untuk tidak melihat segala sesuatu berdasarkan cover nya. Bahwa tidak semua yang buruk di luar juga buruk di dalam. Bahwa tidak semua yang baik di luar juga baik di dalam. Dan terakhir, buku ini juga mengajarkan untuk mengikhlaskan dan memaafkan masa lalu, dan berusaha memperbaikinya sekarang.

Erisca Febriani berhasil membuat kisah dua anak remaja SMA dengan gaya yang menarik, mudah dipahami, dan tetap memberikan kesan tersendiri, dan membuat pembacanya jatuh cinta dengan tokohnya dan pikirannya.


Judul: Dear Nathan

Penulis: Erisca Febriani

Tahun terbit: 2016

Penerbit: Best Media

Halaman: 528 halaman


"Cinta itu reaksi alamiah yang muncul tanpa disengaja." -- Nathan

"Jatuh cinta itu nggak butuh alasan, Sal. Proses memulai jatuh cinta memang bisa terjadi tanpa alasan...tapi," Nathan menggantungkan ucapannya.
Kening Salma mengernyit. "Tapi?"
"Tapi, mempertahankan untuk tetap suka atau melewatkan begitu saja, itu yang menurut saya harus butuh alasan."

"Sedihnya sejati bukan karena kehilangan. Tapi karena menyadari apa yang dulu selalu menemani hari, kini sudah pergi dan tidak ada di sini lagi. Dia pergi, tapi jiwanya tidak pernah mati."

"Sakit hati yang nantinya akan memberi pelajaran akan kebahagiaan. Dan sakit hati juga yang mengajarkan bahwa setelah jatuh cinta, seseorang selalu bisa bangkit kembali."

"Kalau ada cowok yang jatuh cinta karena penampilan. Itu bukan cinta, itu nafsu." -- Nathan



Tambahan: Buku ini sedang dalam proses difilm-kan loh! Film nya akan ada di bioskop-bioskop seluruh Indonesia di bulan Maret 2017. Kita bisa liat Nathan dan Salma versi nyata, he he he.


Disclaimer: This is not a sponsored post. The review is based on my honest opinion.